cover
Contact Name
Komariah
Contact Email
komariah@trisakti.ac.id
Phone
+62271-648939
Journal Mail Official
sembio@fkip.uns.ac.id
Editorial Address
Prodi Pendidikan Biologi FKIP Gedung D Lt 3 FKIP Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Jawa Tengah INDONESIA
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Proceeding Biology Education Conference
Core Subject : Health, Science,
Proceeding Biology Education Conference was published since 2003, with title Prosiding Seminar Nasional Biologi. The early number of the journal were published offline
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 67 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi" : 67 Documents clear
DIPTEROCARPUS HASSELTII BLUME (PALAHLAR): POHON KOMERSIAL TERANCAM PUNAH DI CAGAR ALAM YANLAPA, JAWA BARAT Marfu’ah Wardani
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.924 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian untuk mendapatkan data dan informasi ilmiah tentang pohon terancam punah Dipterocarpus hasseltii Blume (palahlar) dilaksanakan di kawasan hutan Cagar Alam Yanlapa, Jasinga, Jawa Barat. Pengumpulan data melalui pembuatan plot-plot pengamatan berupa lingkaran dengan radius 7,32 m. Titik tengah lingkaran tersebut adalah pangkal batang pohon cuplikan. Di dalam setiap plot pohon cuplikan dibuat pula 1 subplot lingkaran dengan titik tengahnya pada azimut 90° berjarak 3,66 m dari titik pusat plot dengan radius 2,07 m untuk tingkat pancang dan untuk pengamatan tingkat semai dibuat 3 subplot bujur sangkar 1m x 1m berjarak 4,57 m masing-masing azimut 30°, 150° dan 270° dari titik pusat plot. Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa jenis pohon D. hasseltii di lokasi penelitian termasuk jenis terancam punah dengan kriteria kritis. Sebaran jenis pohon D. hasseltii tersebut mengelompok jarang pada bagian tertentu dan tidak tersebar ke seluruh bagian hutan. Potensinya relatif kecil, di lokasi penelitian ditemukan 10 individu pohon dengan pola regenerasi normal. Namun demikian, jenis D. hasseltii dihabitnya masih termasuk jenis pohon terancam punah dengan kriteria kritis. Dimana jumlah 10 pohon induk yang ada dalam kawasan, tidak sebanding dengan luas kawasan cagar alam yang 32 ha. Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian D. hasseltii di CA Yanlapa, perlu ditingkatkan upaya perlidungan terhadap populasinya dan monitoring secara berkelanjutan. Sosialisasi kepada Instansi terkait, stakeholder serta masyarakat untuk menyebarluaskan informasi bahwa di Cagar Alam Yanlapa tumbuh jenis pohon yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Kata kunci: Dipterocarpus hasseltii, terancam punah, morfologi, potensi, Jawa Barat
SUSTAINABLE ENVIRONMENT FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT Puguh Karyanto
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.613 KB)

Abstract

ABSTRAK Sustainable development is a famous concept and strategy to balance the state between human anthropogenic activity and environmental conservation. It is conceptualized mainly, to address the challenge of ensuring continual human civilization under the limitedly available natural resources. There is no dispute to value ecosystem services to be included into the idea of sustainable development. However, since sustainable development is defined as it is affected by many vested interests, the precise ecosystem and environmental aspects that are regarded as critical for sustainable development are also under debate. Essentially, the emerging debates deal with criticism towards giving value on particular environmental properties and, deal with the judgement of whether they are considered as critical or less critical for the sustainability of particular developmental activities. Hence, this paper is aimed to provide ideas to bridge the presence polemics by presenting the two important ideas in combination, sustainable environment and socio ecological sustainability as a considerable ideas to achieve sustainable development. To have the research’s goal the criteria of millennium ecosystem assessment and the socio ecological indicator proposed are is scrutinized. Indeed, human activity is considered as sustainable if it is put in position with socio ecological indicators. In addition to this, extending human’s moral standing to the environment will be importantly underpin the achievement of sustainable environment and therefore, the sustainable development. Kata kunci : Sustainable environment, Sustainable development
PEMBELAJARAN BIOLOGI SEL BERBASIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN “CONCEPT ATTAINMENT MODEL” Russamsi Martomidjojo; Nuryani Y.Rustaman
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.022 KB)

Abstract

Abstrak   Pembelajaran dengan metode ceramah, diskusi, dan praktikum belum bisa memfasilitasi bentuk representasi makroskopis, simbolis, dan mikroskopis secara optimal, terutama untuk materi ajar biologi sel yang bersifat abstrak. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan model pembelajaran biologi sel berbasis keterampilan berpikir kritis menggunakan “concepts attainment model”. Desain penelitian menggunakan “One Group Pretest-Postest Design” yang melibatkan 39 mahasiswa tingkat II semester III Program S-1. Data pretest dan postest diolah untuk mengetahui peningkatan pencapaian konsep mahasiswa. Respon mahasiswa dan dosen terhadap model pembelajaran diketahui melalui Angket dan Wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada nilai N-Gain katagori sedang. Peningkatan keterampilan berpikir kritis tertinggi terjadi pada aspek menjawab pertanyaan “apa yang dimaksud dengan…?”, sedangkan yang terendah pada “kemampuan untuk memberikan alasan”, Secara umum pembelajaran “concepts attainment model” mendapat respon positif dari mahasiswa dan dosen biologi. Untuk itu, perlu dikembangkan model yang serupa pada konsep-konsep yang lainnya.   Kata Kunci: Keterampilan  berpikir  kritis, concept attainment model, dan biologi sel
KONSEPSI GURU IPA BIOLOGI SMP SE-SURAKARTA TENTANG HAKIKAT BIOLOGI SEBAGAI SAINS Bowo Sugiharto
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.722 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitan ini bertujuan untuk mengungkapkan persepsi guru biologi SMP Se-Surakarta tentang Biologi sebagai Sains. Penelitian ini juga bertujuan mengungkapkan sejauh mana guru biologi memposisikan dirinya dalam pembelalajaran biologi. Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitiann ini merupakan peneliti eksplorasi. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling atau captive sampling karena bertujuan untuk menjajagi persepsi guru. Sampel diambil sebanyak 62 orang guru biologi yaitu semua guru peserta yang hadir pada saat peneliti melakukan pengabdian kepada masyarakat di MGMP IPA Biologi SMP di Kota Surakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini mengungkapkan hanya ada 6 orang guru atau sekitar 9,7% yang menyatakan bahwa biologi mempunyai dimensi proses, produk, dan sikap ilmiah. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa pemahaman guru biologi terhadap hakikat biologi sebagai sains masih rendah. Guru biologi belum mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator dalam mendampingi siswanya dalam menemukan konsep melalaui proses sains.   Kata kunci: konsepsi guru biologi, hakikat sains
TEKNOLOGI PENGAWETAN IKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KERAGAMAN MIKOFLORA SERTA SPESIES KAPANG KONTAMINAN DOMINAN PADA DENDENG IKAN Utami Sri Hastuti; Permata Ika Hidayati
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.641 KB)

Abstract

ABSTRAK Dendeng ikan dapat terkontaminasi oleh berbagai spesies kapang kontaminan. Dendeng ikan merupakan salah satu produk olahan ikan yang banyak disukai oleh masyarakat dan banyak diproduksi sebagai industri rumah tangga dalam rangka diversifikasi produk ikan. Apabila spesies-spesies kapang kontaminan dapat menghasilkan mikotoksin, maka dapat membahayakan kesehatan para konsumen dendeng Ikan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meneliti spesies-spesies kapang kontaminan yang dapat bertahan hidup pada ikan yang telah diawetkan menjadi dendeng ikan 2) mengetahui jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan; 3) mengetahui spesies kapang kontaminan yang paling dominan pada dendeng ikan. Sampel dendeng Ikan dibuat dengan menggunakan bahan baku ikan kembung lelaki (Rastreiliger canagurta). Dendeng ikan disimpan dalam suhu ruang selama 1-3 hari. Sampel dendeng ikan yang telah disimpan selama 6x24 jam sebanyak 10 gram dihaluskan dan dilarutkan dalam 90 ml larutan air pepton 0,1%, sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-1 kemudian suspensi diencerkan lagi dalam larutan air pepton 0.1% pada tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6. Suspensi pada masing-masing tingkat pengenceran dinokulasikan pada medium Czapek’s Agar sebanyak 0,1 ml dan diinkubasikan pada suhu 25°C selama 7x24 jam. Selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan, isolasi tiap spesies kapang kontaminan, pengamatan morfologi koloni, deskripsi ciri-ciri mikroskopis, serta identifikasi tiap spesies kapang kontaminan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, 1) Dalam sampel dendeng ikan yang diperiksa ditemukan 5 genus yang meliputi 17 spesies kapang. Kelima genus kapang tersebut ialah Aspergillus, Peniciilium. Fusarium, Cladosporium, dan Genicularia 2) Jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan berkisar antara 0,13x104 cfu/g sampai 3,20x107 cfu/g sampel; 3) Spesies kapang kontaminan yang paling dominan pada dendeng ikan ialah Penicilium paraherquei yang berjumlah 3,20x10 cfu/gram sampel. Sehubungan dengan hal tersebut, maka keberadaan speies-spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan perlu mendapat perhatian agar dendeng ikan tetap aman untuk dikonsumsi.   Kata kunci: Kapang kontaminan, dendeng ikan, mikoflor
PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI RELEGIUS DALAM BUKU PELAJARAN KIMIA SMA/MA SEBAGAI METODE ALTERNATIF MEMBENTUK KARAKTER INSAN MULIA PADA SISWA Agung Nugroho Catur Saputro
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBuku pelajaran merupakan salah satu sumber  belajar  yang sangat strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan karakter yang sekarang ini telah masuk dalam kurikulum pendidikan seyogyanya mendapat perhatian serius dari praktisi  pendidikan. Karakter siswa yang bagaimana yang akan dibentuk perlu dipikirkan secara matang. Dalam makalah ini, penulis memberikan wacana tentang pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai relegius bersumber dari Al Qur’an melalui buku pelajaran kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Kemungkinan pemasukan nilai-nilai relegius dalam buku pelajaran kimia SMA/MA sebagai upaya  mengintegrasikan pendidikan karakter islami (karakter insan mulia), dan 2). Metode pengintegrasian nilai-nilai relegius dalam buku pelajaran kimia SMA/MA. Penelitian ini dilakukan melalui kajian berbagai pustaka yang berkaitan dengan materi kimia dan nilai-nilai relegius dalam ayat-ayat Al Qur’an dan didukung dengan pengalaman selama mengajar dan menyusun buku pelajaran kimia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1). Nilai-nilai relegius dapat dimasukkan dalam buku pelajaran kimia SMA/MA, 2). Metode pengintegrasian nilai-nilai relegius dalam buku pelajaran kimia SMA/MA  dapat ditempuh melalui pengutipan ayat-ayat AlQur’an yang berkaitan dengan tema materi kimia di awal atau di dalam isi uraian materi pelajaran disertai penjelasan makna yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut.Kata Kunci : integrasi, nilai-nilai relegius, buku pelajaran kimia, pendidikan karakter.
ANALISIS PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY DI FKIP UNS Sarwanto Sarwanto
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: a) mengidentifikasi pengembangan workshop SSP setiap prodi di FKIP UNS, b) mengidentifikasi sejauhmana pemahaman dosen-dosen FKIP UNS terhadap SPP, c) efektivitas workshop dalam meningkatkan pemahaman dosen terhadap SSP. Masih kurangnya pemahaman dosen FKIP UNS terhadap SSP disebabkan kurang baiknya sistem pengembangan SSP di tingkat Prodi. SSP yang dikembangkan di tingkat prodi hanya dilakukan oleh dosen tertentu (taskforce) dampaknya belum semua dosen di FKIP UNS dapat membedakan antara sistem pembelajaran di PPG dan Akademik S1. Dosen yang mengembangkan SSP PPG di prodi juga masih banyak variasi perbedaannya. Salah satunya adalah peran guru pamong, yang mestinya harus sudah ada saat workshop SSP, sebagian besar dosen masih menganggap sama dengan guru pamong PPL. Demikian juga dengan terminologi peerteaching dan microteaching masih banyak perbedaan antara satu prodi dengan prodi yang lain.   Kata kunci: subject specific pedagogy, Pendidikan Profesi Guru, Workshop SSP
PENGARUH EKSTRAK DAUN Agalia odorata TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENGISAP POLONG KEDELAI Nezara viridula DAN Riptortus linearis Dodin Koswanudin
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nezara viridula dan Riptortus linearis termasuk salah satu hama utama pada tanaman kedelai karena menimbulkan kerugian yang cukup tinggi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Aglaia odorata terhadap perkembangan hama pengisap polong Nezara viridula dan Riptortus linearis. Percobaan dilakukan di rumah kaca Balitbang Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor pada bulan Januari sampai Mei 2011. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap yang teridiri atas 5 (lima) perlakuan dan 5 (lima) ulangan, sebagai perlakuan adalah ekstrak A. odorata konsentrasi 1,0%, 0,75%, 0,5% dan 0,25% serta kontrol. Tanaman kedelai varietas Anjasmoro ditanam pada pot-pot plastik dipupuk sesuai anjuran. Setiap perlakuan terdiri atas satu pot tanaman kedelai. Tanaman kedelai yang sudah berpolong (polong muda) diaplikasi dengan perlakuan ekstrak A. odorata sesuai konsentrasi yang digunakan dengan volume semprot 7,5 ml/perlakuan, setelah kering-angin tanaman disungkup dengan kurungan kasa nilon kemudian diinfestasi serangga uji N. viridula dan R. linearis masing-masing 20 ekor nimfa/perlakuan, setiap serangga uji diinfestasikan pada tanaman yang berbeda. Mortalitas dan perkembangan N. viridula dan R. linearis diamati setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak A. odorata berpengaruh terhadap mortalitas nimfa N. viridula dan R. linearis, konsentrasi 0,75 – 1,0% menyebabkan mortalitas nimfa N. viridula 30,0 – 70,0% dan R. linearis 20,0 – 60,0%. Pada konsentrasi 0,75 – 1,0% menghambat perkembangan nimfa, menurunkan jumlah telur dan keperidian. Kata kunci : ekstrak A. odorata, N. viridula, R. linearis, kedelai
PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR Tri Wahyuni; Suciati Sudarisman
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA biologi di SMP Negeri 2 Tangen, Kabupaten Sragen. Pembelajaran yang cenderung bersifat deklaratif, menyebabkan pembelajaran menjadi tidak menarik dan membosankan sehingga peserta didik menjadi pasif. Kondisi ini kurang sesuai dengan hakikat IPA dimana pembelajaran IPA seharusnya tidak hanya menekankan pada pemahaman konsep sebagai produk sains, tetapi juga dapat memberi kesempatan pada peserta didik agar dapat berinteraksi aktif melakukan keterampilan proses sains serta mengembangkan sikap ilmiah.                Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing dan tipe NHT terhadap hasil  belajar biologi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan  menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing dan tipe NHT. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Tangen, Kabupaten Sragen, semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. Data berupa nilai hasil belajar yang dijaring dengan menggunakan teknik tes serta sikap kooperatif yang diperoleh melalui penilaian ranah afektif yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.Hasil penelitian menunjukkan: 1) Secara umum penggunaan model pembelajaran kooperatif baik tipe Bamboo Dancing maupun tipe NHT dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik; 2) Hasil belajar peserta didik model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tipe NHT (75,32) lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing (68,38); 3) Penggunaan model pembelajaran kooperatif baik tipe Bamboo Dancing maupun tipe NHT dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup mendapat respon positif dari peserta didik. Kata kunci : Pembelajaran kooperatif, Bamboo Dancing, NHT, Hasil belajar
PEMBANGUNAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE ILMIAH Winarti Winarti
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Salah satu upaya dalam pembentukan karakter siswa dapat ditanamkan dengan pembelajaran sains yaitu dengan memberikan pengalaman kepada siswa. Sains adalah ilmu pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuari yang dilanjutkan dengan proses observasi (empiris) secara terus-menerus dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta. Sains juga merupakan pengetahuan yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu dan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan. Pembelajaran sains tidak dapat dilepaskan dari metode ilmiah karena  metode ilmiah  merujuk pada proses-proses pencarian sains yang dilakukan siswa. Dalam pembelajaran sains, metode ilmiah dapat dilakukan melalui pemberian pengalaman dalam bentuk kegiatan mandiri ataupun kelompok kecil. Metode ilmiah penting dikembangkan karena dapat mengembangkan  kemampuan yang paling sederhana yaitu mengamati, mengukur sampai dengan kemampuan tertinggi yaitu kemampuan bereksperimen. Selain itu juga dapat mencapai ranah kognitif level terendah sampai dengan level tertinggi. Dengan kegiatan metode ilmiah selain untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa, dan juga memuat unsur kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam hal ini, aspek afektif yang muncul berupa munculnya karakteristik anak-anak untuk melakukan kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kerja sama, dan hormat pada orang lain, semangat bekerja, semangat belajar, pantang putus asa,  menghargai orang lain, jujur, rasa ingin tahu, mandiri, kreatif,kerja keras, disiplin dan percaya diri.   Kata kunci: pembangunan karakter, metode ilmiah, kognitif, psikomotorik, afektif